Selasa, 14 Desember 2010

TERKADANG KITA MEMBUTUHKAN SESEORANG YG MENDAMPINGI KITA, BUKAN UNTUK MENGATAKAN APA APA ATAUPUN MENASEHATI KITA, TAPI,
HANYA CUKUP MENEMANI

Selasa, 23 November 2010

kisah cinta Rhett Butler dan Scarlett O’Hara


Dikisahkan mengenai seorang wanita muda bernama Scarlett O'Hara keturunan Irlandia yang telah bermukim di Amerika Serikat bersama keluarganya. Scarlett pada usia saat itu tengah mencari cinta pada seorang pria yang sayangnya keburu bertunangan dan menikahi sepupunya. Kisah yang panjang akhirnya mempertemukan Scarlett dengan seorang pria yang sangat mapan bernama Rhett Butler. Mereka akhirnya menikah dengan motif yang berbeda. Rhett sangat memuja Scarlett, sementara Scarlett sangat menyukai hadiah-hadiah yang diberikan Rhett.

Latar belakang cerita ini adalah Perang Saudara di Amerika antara Amerika Utara dan Amerika Selatan karena perbedaan pendapat mengenai perbudakan.

Kisah cinta Rhett dan Scarlett dalam Gone With The Wind diakhiri sad-ending karena Rhett terlanjur patah hati mengetahui bahwa istrinya masih mencintai orang laing, sehingga ia mengambil keputusan untuk meninggalkan Scarlett.

Di lain pihak, Scarlett terlambat menyadari bahwa selama ini dirinya tidak mampu hidup tanpa Rhett.

Minggu, 21 November 2010

Putri Tidur

Dahulu kala, ada sepasang Raja dan Ratu yang berbahagia, karena setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya Ratu melahirkan seorang Puteri.

Raja dan Ratu mengundang tujuh peri untuk datang dan memberkati Puteri yang baru saja lahir itu.

Dalam acara megah yang diselenggarakan sebagai penghormatan kepada para peri itu, masing-masing peri memberikan berkat kepada sang Puteri.

Peri pertama mengatakan “Kamu akan menjadi Puteri tercantik di dunia.”Peri kedua mengatakan “Kamu akan menjadi seorang Puteri yang periang.”Peri ketiga mengatakan “Kamu akan selalu mendapatkan banyak kasih sayang.”Peri keempat mengatakan “Kamu akan dapat menari dengan sangat anggun.”Peri kelima mengatakan “Kamu akan dapat bernyanyi dengan sangat merdu.”
Peri keenam mengatakan “Kamu akan sangat pintar memainkan alat musik.”

Tiba2 datang peri tua ke tengah acara itu. Ia sangat marah karena tidak diundang. Semua orang memang sudah lama tidak pernah melihat peri tua itu, dan mengira bahwa ia sudah meninggal atau pergi dari kerajaan itu.

Peri tua yang marah itu mendekati sang Puteri dan mengutuknya “Jarimu akan tertusuk jarum pintal dan kamu akan mati!” dan kemudian peri tua itu pun menghilang.

Semua orang sangat terkejut. Ratu pun mulai menangis.

Peri ketujuh mendekati sang Puteri dan memberikan berkatnya “Aku tidak bisa membatalkan kutukan, tapi aku dapat memberikan berkatku supaya Puteri tidak akan mati karena terkena jarum pintal, melainkan hanya tertidur pulas selama seratus tahun. Setelah seratus tahun, seorang Pangeran tampan akan datang untuk membangunkannya.”

Raja dan Ratu merasa sedikit lega mendengarnya. Mereka lalu mengeluarkan peraturan baru bahwa di kerajaan itu tidak boleh ada alat pintal satu pun. Mereka menyita dan menghancurkan semua alat pintal yang ada di kerajaan itu demi selamatan sang Puteri. Pada suatu hari disaat Puteri berusia 18 tahun, Raja dan Ratu pergi sepanjang hari.

Karena kesepian, sang Puteri berjalan-jalan menjelajahi istana dan sampai di sebuah loteng. Disana ia menjumpai seorang wanita tua yang sedang memintal benang menggunakan alat pintal.  Karena belum pernah melihat alat pintal, sang Puteri sangat tertarik dan ingin mencoba. 

Wanita tua itu sebenarnya adalah peri tua jahat yang dulu mengutuknya. Saat sang Puteri mencoba alat pintal itu, ia pun dengan sengaja menusukkan jarum pintal ke tangan sang Puteri.  

Sang Puteri jatuh tak sadarkan diri dan tertidur karena terkena kutukan. Peri tua jahat tertawa puas dan menghilang dalam kegelapan. 

Saat Raja dan Ratu kembali, mereka dan seluruh pegawai kerajaan kebingungan mencari sang Puteri. Saat mereka menemukannya, Raja tersadar bahwa kutukan peri tua jahat telah menjadi kenyataan. Sang Puteri lalu dibawa ke kamarnya dan dibaringkan di tempat tidurnya. Raja lalu mengirimkan kabar mengenai peristiwa itu ke peri ketujuh yang baik hati. 

Peri ketujuh yang baik hati lalu bergegas ke istana. Ia memutuskan untuk menidurkan semua orang di kerajaan itu supaya kelak saat kutukan sang Puteri berakhir mereka semua akan bangun bersama-sama.  

Dalam waktu singkat pohon-pohon besar dan semak belukar yang lebat dan berduri tumbuh di seluruh wilayah kerajaan, sehingga sangat sulit bagi siapapun untuk menerobosnya. Bahkan puncak-puncak istana pun hanya dapat terlihat ujungnya saja. Karena menjadi sangat tertutup, sang Puteri dan seluruh kerajaan menjadi aman, walaupun mereka semua tertidur.  

Setelah masa seratus tahun berakhir, seorang Pangeran tampan yang kebetulan sedang berburu di dekat wilayah kerajaan itu melihat pucuk-pucuk istana itu. Ia sudah banyak mendengar cerita tentang kerajaan itu, antara lain tentang istana yang dianggap berhantu, para penyihir, dan cerita-cerita lain yang sangat menyeramkan yang sebenarnya tidak benar.  

Karena penasaran, saat kembali dari berburu sang Pangeran mencari orang tua yang paling bijaksana dan pintar di kerajaan untuk menanyakan tentang kerajaan tetangga yang penuh misteri itu. 

Orang tua yang bijaksana itu lalu bercerita bahwa menurut leluhurnya, di dalam istana di kerajaan yang misterius itu terbaring seorang Puteri yang paling cantik di dunia, yang tertidur karena terkena kutukan dari peri tua jahat. Sang Puteri akan terus tidur hingga ada seorang Pangeran yang datang untuk membangunkannya.  

Pangeran tampan yang pemberani itu lalu bergegas berangkat menuju kerajaan misterius itu. Ia berniat untuk menyelamatkan sang Puteri. Sang Pangeran berjuang menembus semak belukar dan pepohonan untuk dapat mencapai kedalam wilayah kerajaan yang misterius itu. 

Sesampainya disana, ia melihat banyak sekali orang dan hewan peliharaan yang terbaring dimana-mana. Tetapi mereka tidak mati, sepertinya mereka hanya tertidur sangat nyenyak.  Pangeran lalu masuk ke dalam istana. Disana ia pun melihat seluruh pegawai kerajaan yang tertidur pulas. 

Setelah berjalan-jalan menjelajahi istana itu, sang Pangeran berhasil menemukan sang Puteri di sebuah kamar. Sang Pangeran terpesona oleh kecantikan sang Puteri. Pangeran pun berlutut dan memegang tangan sang Puteri. Saat itulah kutukan berakhir dan sang Puteri membuka matanya. Ia menyambut sang Pangeran yang telah lama ia tunggu dengan bahagia.

Dalam waktu yang bersamaan seluruh penghuni istana dan seluruh kerajaan terbangun. Semak belukar dan pepohonan menghilang. Semua orang kembali mengerjakan urusan mereka masing-masing. Raja dan Ratu juga terbangun dan segera menyambut sang Pangeran dari kerajaan tetangga itu.

Tak lama kemudian, sang Puteri dan sang Pangeran tampan menikah. Mereka lalu hidup berbahagia selamanya.
From: dongeng.org

Hansel and Gretel

Di sebuah desa pada zaman dahulu hiduplah sebuah keluarga bahagia. Mereka mempunyai dua orang anak yang manis, namanya Hans dan Gretel. Suatu ketika Ibu tercinta meninggal karena sakit. Sejak kematian sang Ibu, mereka selalu bersedih sepanjang hari.
Agar mereka tidak bersedih, kemudian Ayah mengambil Ibu baru untuk menghIbur mereka. Ternyata Ibu baru ini sangat jahat dan memperlakukan mereka dengan buruk. Dari pagi hingga petang mereka disuruh terus bekerja dan hanya diberi makan satu kali.

Musim kemarau pun tiba, dan mereka tidak mempunyai makanan apa-apa. Sang Ibu menyuruh anak-anak untuk dibawa ke hutan dan meninggalkannya di sana.
Ayah sangat terkejut mendengarnya " Bicara apa kau, apa kau ingin anak-anak mati ?! "
" Kau ini memang bodoh, kalau kita tidak melakukannya, kita semua akan mati !"
Sementara itu dari balik kamar , Hans dan Gretel mendengarkan pembicaraan mereka. Mereka ketakutan dan Gretel pun menangis.
Akhirnya Ayah tidak bisa berbuat apa-apa karena istrinya terus mendesaknya.
"Ah... apa kita akan mati di hutan ?! "
" Ssst.., aku punya ide bagus, " ucap Hans. Lalu ia keluar rumah dan mengumpulkan batu-batu kecil putih yang bila terkena cahaya bulan, akan bersinar.
Pada esok paginya dengan berteriak keras, Ibunya membangunkan Hans dan Gretel. Sebelum berangkat ia memberikan sepotong roti kepada mereka. Setelah itu semua berangkat menuju hutan.
Sambil berjalan Hans membuang batu kecil putih satu per satu yang ada dalam kantongnya.
Karena berjalan sambil menoleh ke belakang, Ayah menjadi curiga.
" Sedang apa, Hans ? "
" Aku sedang memandang kucing yang ada di atas rumah," jawab Hans berbohong. Lalu tibalah mereka di tengah hutan.
Ayah dan Ibunya pergi ke hutan yang lebih jauh lagi untuk menebang kayu dan meninggalkan mereka.
Rasa sedihpun berganti gembira setelah di tengah hutan Hans menemukan seekor kupu-kupu dan Gretel membuat kalung dari bunga. Mereka sangat gembira karena bisa bermain-main bersama teman baru mereka seperti kelinci, bajing dan burung-burung kecil.
Tanpa terasa waktu berlalu, mataharipun mulai tenggelam dan hari mulai gelap. Suara burung-burung yang indah kini berganti dengan suara angin yang berdesir.
Gretel menangis tersedu-sedu karena takut. Hans berkata menenangkan, "Jangan menangis, jika cahaya bulan muncul, kita pasti akan pulang dengan selamat ".
Tak lama kemudian, dari sela-sela pohon muncullah cahaya bulan yang bersinar dengan terang. Hans segera mengajak Gretel untuk pulang ke rumah.
Hans memegang tangan Gretel dan menyusuri jalan di hutan tanpa ragu-ragu.
" Kak, kok bisa berjalan tanpa bingung di hutan yang gelap begini?"
"Oh... batu kecil putih yang kujatuhkan ketika kita datang, bersinar karena kena sinar bulan dan itu akan menolong kita pulang ke rumah."
Tibalah mereka di rumah, sang Ibu heran melihatnya dan mencari tahu bagaimana mereka bisa sampai di rumah dengan mudah. Ketika ia membuka pintu, ia melihat batu kecil putih yang bersinar. Agar mereka tidak bisa mengumpulkan batu putih itu lagi, Ibu mengunci pintu kamar mereka. Hans dan Gretel menjadi panik karenanya.
Sebelum tidur mereka berdoa pada Tuhan, meminta perlindungan.
Keesokan harinya seperti kemarin, Ibu membangunkan mereka dan membawa mereka ke hutan. Hans tidak kehabisan akal. Dengan terpaksa ia mencuil-cuil potongan roti dan menjatuhkannya di jalan sambil berjalan.
Tapi malang, jejak yang sudah dIbuatnya susah payah dimakan oleh burung-burung kecil. Sampailah mereka di dalam hutan. Kembali Ayah dan Ibunya meninggalkan mereka dan masuk ke hutan yang lebih jauh.
Merekapun bermain-main dengan binatang-binatang di dalam hutan.
Akhirnya malampun tiba. Ketika cahaya bulan mulai bersinar mereka beranjak pulang. Dengan susah payah dicarinya potongan-potongan roti sebagai petunjuk jalan untuk pulang ke rumah.
" Kak, apa yang telah terjadi dengan potongan-potongan roti itu ?" teriak Gretel cemas.
" Mungkin dimakan oleh burung -burung kecil "
" Uhh.., kalau begitu kita tidak bisa pulang ke rumah."
Di dalam hutan bergema suara lolongan keras. Mereka berdua amat ketakutan. "Kak, aku takut, kita akan mati !" Gretel mulai menangis.
" Jangan khawatir dik, Ibu yang ada di surga pasti menolong kita."
Karena lelah, mereka akhirnya tertidur dengan pulas di bawah pohon. Cahaya matahari pun mulai bersinar dan mengenai wajah mereka. Hans dan Gretel terbangun dan disambut suara kicauan burung.
Tiba-tiba mereka mencium bau masakan yang lezat. Segera mereka berlari ke arah datangnya bau lezat itu. Seperti mimpi mereka melihat rumah kue, atapnya terbuat dari tart, pintunya dari coklat, dan dindingnya dari biskuit.
Cepat-cepat mereka mendekati rumah itu dan memakannya.
Tiba-tiba terdengar suara keras yang bergetar.
"Siapa itu, berani memakan rumah kue kesayanganku ?", muncullah seorang nenek sihir tua dengan wajah menyeramkan serta mata merah yang bersinar, lalu menangkap mereka berdua.
" Hi... Hi.... Hi.... anak-anak yang lezat, sebagai hukuman karena telah memakan rumput kue kesukaanku, aku akan memakan kalian ."
Dengan kasar nenek sihir itu menyeret Hans masuk ke dalam penjara. Setelah itu ia berkata kepada Gretel,
"Mula-mula aku akan menggemukkan anak laki-laki itu, lalu aku akan memakannya. "
"Sekarang kau buat makanan yang enak biar makannya banyak ! "
Nenek sihir itu sudah tua sekali dan matanya mulai rabun. Pada saat itu Hans dan Gretel saling berpegangan tangan memberi semangat supaya mereka tabah.
" Tabahlah Gretel, Ibu yang ada di surga pasti melindungi kita ".
Suatu hari nenek mendekati penjara Hans untuk melihat apakah tubuh Hans sudah menjadi gemuk atau belum.
"Aku lapar, sudah seberapa gemuk tubuhmu, ayo ulurkan tanganmu ! "
Hans yang pintar tidak kehilangan akal, ia mengetahui kalau mata nenek sudah rabun segera dikeluarkannya tulang sisa makanan kepada nenek yang rabun lalu nenek memegangnya.
Betapa kecewanya nenek karena sedikitpun Hans tidak bertambah gemuk. Karena kecewa lalu ia bermaksud untuk memakan Gretel. Kemudian Gretel disuruh membakar roti.
Selagi Gretel menyalakan api di tungku, si nenek mencoba mendorongnya ke nyala api.
Untunglah Gretel mengetahui maksud nenek, cepat-cepat ia berbalik pergi ke depan tungku.
"Nek, aku tidak bisa membuka tutup tungku ini ."
Nenek sihir tidak sadar kalau ia sedang diperdaya Gretel dan ia membuka tutup tungku.
Tanpa membuang kesempatan, Gretel mendorong nenek ke tungku.
"Ahh... tolong.... panas ! " teriak nenek kesakitan. Gretel tidak memperdulikan teriakan nenek malah dengan cepat ia menutup pintu tungku, lalu berlari ke arah penjara untuk menolong Hans.
"Gretel, kau berhasil. Ibu yang di surga telah melindungi kita." Karena bahagia mereka berpelukan.
Ketika akan pergi dari rumah kue tanpa sengaja mereka menemukan banyak harta karun. Setelah itu mereka keluar rumah, tetapi malang jalan itu terpotong oleh sungai besar.
Mereka menjadi bingung. Saat itu entah dari mana datangnya tiba-tiba muncul seekor angsa cantik.
" Ayo, naiklah ke punggungku, " ucap angsa itu ramah. Satu per satu angsa itu mengantarkan mereka menyeberang sungai.
Setelah sampai, angsa itu menunjuk-kan jalan bagi mereka berdua dari atas langit. Sampailah mereka di batas hutan.
Tanpa mereka ketahui sebenarnya angsa itu adalah Ibu mereka yang ada di surga. Angsa itu kemudian menghilang. Setelah itu muncullah Ayah mereka yang sangat cemas.
"Anak-anakku tersayang, maafkanlah Ayah. Ayah tidak akan meninggalkan kalian lagi ".
Lalu Ayah menceritakan kepada mereka bahwa Ibu tiri yang jahat sudah meninggal karena sakit. Akhirnya mereka pun hidup bahagia selamanya.
From :dongeng kak rico

Kehidupan Bagai Sekolah

Sadarilah, kehidupan ini bagai sebuah sekolah, dimana kita harus belajar
dan, menyelesaikan segala test dan ujian2 yg ada untuk bisa lulus!

 


Permasalahan hanyalah bagian kecil dari kurikulum,seperti sebuah pelajaran
membaca yg dibaca dan dilupakan, tapi makna yg kita dapat akan selalu kita pakai sampai akh...ir perjalan hidup kita!!

Sabtu, 20 November 2010

kisah cinta tagis Tristan and Isolde

Kisah cinta tragis antara tristian dan isolde telah diberitahu dan diceritakan kembali melalui berbagai cerita dan naskah. Hal ini berlangsung selama abad pertengahan selama pemerintahan Raja Arthur. Isolde dari Irlandia adalah putri dari Raja Irlandia. Dia bertunangan dengan Raja Mark of Cornwall. Raja Mark dikirim keponakannya, Tristan, ke Irlandia untuk mengawal Isolde kembali ke Cornwall. Selama perjalanan, Isolde dan Tristan jatuh cinta ,. Isolde akhirnya menikah dgn Mark of Cornwall, tapi  Hubungan asmara antara isolde dan tristia berlanjut setelah perkawinan nya dgn raja mark. Ketika Raja Mark akhirnya mengetahui peristiwa itu, dia marah besar dan mengusir tristian dan mengampuni Isolde,Tristan pergi ke Brittany. Di sana ia bertemu Iseult Brittany. Dia tertarik padanya karena kemiripan namanya menjadi cinta sejatinya. Ia ingin menikah dgn brittany, tapi mengurungkan niatnya karena kasih-Nya untuk Isolde tidak bisa dia lupakan. berselang beberapa waktu, tristian jatuh sakit dan meminta isolde untuk menjenguk dan merawatnya dengan harapan bahwa ia akan bisa menyembuhkannya. tristian menyuruh orang untuk berlayar dan menjemput isolde, dia ber prinsip Jika isolde  setuju untuk datang, layar kapal kembali akan menjadi putih, atau layar akan menjadi hitam jika dia tidak setuju. Iseult,salah satu bawahan tristian mengkhianatinya, dia melihat layar putih, dan membohongi Tristan dan mengatakan kepadanya bahwa layar berwarna hitam. karena merasa kecewa dan tak mampu menahan rasa sakit, Dia meninggal .kedatangan isolede yg terlambat dan mengetahui bahwa tristian sudah meninggal membuat hatinya sedih dan patah hati!!,
dan akhirnya dia punbunuh diri menyusul kematian Tristian!!

kisah cinta Cleopatra and Mark Antony

Siapa bilang Mesir adalah Negara yang tandus, kering dan tak sedap dipandang? Pandangan yang negatif mengenai Mesir itu telah sirna. Semua itu adalah berkat ratunya yang cantik. Ratu itu bernama Cleopatra. Cleopatra dipuja oleh setiap rakyatnya terutama kaum lelaki karena kecantikannya yang takkan mungkin tertandingi oleh siapapun.

Pada senja yang temaram di Pulau Cyprus di sebuah kapal perang yang mewah, sang ratu tersenyum penuh kemenangan walau dia sudah tahu bahwa tentara Antonius sudah bercerai berai kalah oleh armada angkatan laut Octavianus yang kuat dan berdisiplin tinggi. Dia masih saja tersenyum sambil memandangi Laut Tengah yang memisahkan Pulau Cyprus dan Pulau Kreta. Kilauan kebiruan laut itu membawa angan sang ratu itu pada kenangan yang indah.

Dulu berkat kecantikannya saja, Julius Caesar Sang Kaisar Romawi yang punya semboyan Vini, Vidi, Vici justru bertekuk lutut di bawah kakinya dan tidak meneruskan penyerangan ke negeri Mesir. Berkat kecantikannya pula Antonius memerangi Lepidus sahabat sejatinya. Dan berkat kecantikan itu, Antonius sekarang berada di ketiaknya seperti seorang bayi yang tak mau ditinggal oleh induk semangnya. Apalagi sekarang yang datang hanya Octavianus. Ya Octavianus, kemenakan dari Julius Caesar yang dulu pernah menjadi kekasihnya.

‘Lapor Sang Ratu, pasukan Octavianus sudah masuk ke Kota Raja Actium’, lapor sang prajuritnya.
Sang Ratu hanya diam saja sambil mengibaskan tangan yang menunjukkan bahwa dia tidak takut dan tak gentar. Ketenangannya inilah yang membuat para pengikutnya heran bukan main. Betapa tidak, Actium sudah hampir ditaklukkan oleh Octavianus.

‘Lapor Sang Ratu, pasukan Octavianus telah menghancurkan kita dan Paduka Antonius telah bunuh diri’, lapor seorang prajurit kemudian.

Sekali lagi Sang Ratu hanya diam, tak memberikan reaksi gentar ataupun takut. Dia tetap tenang bagai tenangnya Laut Tengah, bahkan tersenyum misterius yang susah dimengerti. Dia yakin dengan kekuatan cintanya, dia bisa mempermainkan siapa saja.

’Demi Yupiter Dewa langit, aku akan menaklukkan Octavianus. Bagiku laki-laki sama saja akan terkecoh dengan bujuk rayuku yang lebih mematikan daripada pasukan perang Aries Sang Dewa Perang. Aku Cleopatra wanita tercantik di Mesir yakin akan kemampuanku’, demikian bisik Cleopatra.

ooooooooooooooooo

Setelah mengalahkan Antonius, Octavianus segera menduduki Kota Raja. Mendengar bahwa Cleopatra berada di Pulau Cyprus, dengan menggunakan baju perang kebesarannya dan ribuan pasukan mereka pergi ke Pulau Cyprus.

Malam yang indah, bulan terang bundar, tersenyum manis, senyum yang misterius. Octavianus menaiki kapal perang mewah itu. Semua prajurit musuh takluk dan berlutut dan menjadi tawanan perang. Suasana yang indah itu bercampur dengan rasa hormat akan kebesaran Kaisar Agustus Octavianus.

’Masuklah ke dalam kamar hamba, Paduka Yang Mulia. Hamba Cleopatra memberikan hormat pada Paduka yang agung’, demikian Cleopatra dengan suaranya yang lembut merangsang memecah kesunyian.

’Demi Zeus Raja Para Dewa, tak seharusnya penguasa yang takluk tidak menyambut rajanya, malah bersembunyi di kamar. Sungguh Ratu yang tak punya etika. Keluarlah!’, kata Octavianus dengan tegas.

Maaf Yang Mulia. Sekali lagi maaf. Bukan maksud hamba merendahkan Yang Mulia. Hamba akan segera keluar’. Berbareng dengan itu, pintu kamar Sang Ratu yang temaram pun terbuka. Keluarlah wanita dengan paras yang cantik, diselingi dengan harum bunga mawar yang menusuk setiap orang.

Semua pasukan Octavianus memandang takjub pada Sang Ratu Cleopatra yang cantik bagaikan bidadari dan mungkin tak kalah cantik dengan Aprodite Dewi Kecantikan. Sejenak Octavianus terdiam.

’Oh inilah Cleopatra yang kecantikannya terkenal sampai ke negeriku, yang membuat Julius Caesar pamanku lupa daratan, dan sahabatku Antonius membunuh Lepidus’, membatin Octavianus.

Namun di sisi lain Cleopatra tak kalah terkejutnya. Octavianus yang dalam benaknya adalah lelaki biasanya, ternyata sangat tampan sekali. Jauh lebih tampan dari Julius Caesar maupun Antonius sebelumnya. Lama sekali dia takjub memandang trepana diam tak bergerak. Paras yang tampan, gagah, tegap dan tegar adalah sosok yang baru kali ini ditemuinya.

‘Demi Yupiter yang menguasai langit, lelaki ini sangat tampan dan gagah. Aku.. Aku.. terpesona dibuatnya. Aku bersumpah untuk dapat menaklukkannya. Aku ingin memilikinya. Ya, aku harus memiliki dia. Mungkinkah aku jatuh cinta?’, hati Cleopatra dag dig dug tak menentu.

‘Kamukah Cleopatra yang membujuk Antonius untuk membunuh Lepidus dan ingin mendirikan Kerajaan Yunani Baru di Alexandria?’, begitulah Octavianus berkata dengan suara yang sangat berwibawa.
Lagi-lagi Cleopatra hampir tak dapat menahan perasaannya. Hatinya telah jatuh oleh ketampanan Octavianus. Senyum licikpun menghias wajahnya.

’Hamba Yang Mulia. Karena itu hamba akan meminum racun ini Paduka. Untuk menebus kesalahan dan dosa-dosa hamba yang telah lalu.’

Demikian Cleopatra kemudian hendak meminum racun di cawan yang telah disiapkannya, sambil mengerling indah kepada Octavianus. ’Hmm.. Dia pasti akan menghentikan aku meminum racun ini..’, bisiknya dalam hati sambil menyingkap sedikit kain yang menutupi pahanya.

Peristiwa itu berlangsung cepat, cepat sekali dan Octavianus hanya diam dengan sorotan yang berwibawa sekali, tenang dan tak bereaksi. Prajurit Romawi yang melihatpun terpana dan dalam hati tak tega melihat kejadian itu.

‘Demi Aprodite yang maha cantik, kenapa kau tak mencegahku Octavianus? Apakah kau tak tertarik padaku? Kecantikanku? Indahnya tubuhku? Kau.. Kau.. Sungguh kejam..’. Dan Cleopatra pun tersungkur. Nyawanya terbang. Mati. Tanpa mendapatkan jawaban yang dinantinya dari Kaisar Agustus. Semua orang yang di situ pun heran dan bertanya-tanya. Tapi pertanyaan itu selalu tersimpan dalam hati.

’Itulah hukuman yang setimpal untuk Ratu yang terlalu mendewakan kecantikannya dan mengesampingkan etika kesusilaan’, demikian Octavianus pergi dan meninggalkan kapal perang mewah itu.

Tak seorang pun yang tahu apa yang ada dalam benak Sang Kaisar yang agung. Malam itu bulan purnama tersenyum indah berbeda dengan senyum Cleopatra yang kecut. Bulan itu tahu karena Octavianus sedang menunggu kelahiran putranya dari isteri yang dicintainya, yang semuanya itu cukup untuk mengalahkan rayuan Sang Ratu Cinta.

Jika........

Jika suatu hari kau menangis, panggillah aku, kutak janji akan buat kau tertawa tapi kukan menangis bersamamu

Jika suatuhari kau ingin berlari dari suatu hal, kasi tau aku, ku tak janji akan menghentikan mu, tapi aku bisa ikut berlari bersamamu

...jika kau ingin berdiam dlm ketenangan ajaklah aku, ku janji akan diam dan ngga ribut

dan

jika suatu hari kau menghubungi aku, dan aku tak menjawab, ku mohon cepatlah datang ke tempatku, karena aku mungkin mebutuhkan dirimu,

atau..........................

aku sudah tidak di "sini" lagi!!

Bagai sebuah dinding

Teman, bagai dinding yang berdiri kokoh, terkadang dia menyangga engkau ketika sedang bersandar dlm kelelahan,


Tapi terkadang kamu cukup lega kalau mengetahui, bahwa dia berdiri disana dan selalu ada untuk menjagamu ketika ingin bersandar.

kisah cinta Siluman Ular Putih

Legenda Ular Putih di negeri asalnya berjudul White Snake Legend. Kisahnya diambil dari legenda setempat tentang hubungan cinta terlarang seekor siluman ular putih bernama Bai SuZhen dengan manusia biasa bernama Xu Hanwen. Karena secara kodrat berbeda alam, maka hubungan mereka pun berjala penuh rintangan. Rintangan terbesar datang dari seorang rahib sakti mandraguna yang gemar membasmi siluman. Dialah Biksu Fa Hai.

Biksu Fa Hai berusaha sekuat tenaga untuk membasmi SuZhen dan adiknya Xiao Qing (ular hijau). Dia tidak perduli walaupun Ular Putih selama menikah dengan HanWen selalu berbuat kebajikan lewat toko obat yang mereka dirikan. Sampai pada akhirnya Fa Hai membuka jati diri Bai SuZhen sebenarnya pada Hanwen. Walaupun pada awalnya Hanwen shock, tapi dia tetap menerima istrinya itu apa adanya.

Fa Hai menempuh cara lain. Dia kemudian mengurung Hanwen di pagoda Lei Fang. Bai Suzhen mau tidak mau harus mendatangi Fa Hai dan memohon untuk melepaskan suaminya. Fa hai bersedia mengabulkan permintaan Bai SuZhen asal dia mau berlutut sambil berjalan ke pagonda Lei Fang. Padahal Bai SuZhen saat itu sedang mengandung. Namun usaha Bai Suzhen tidaklah sia-sia. Dia berhasil melakukan syarat dari sang biksu yang pada akhirnya dapat membawa suaminya pulang.

Suatu hari Fa Hai pergi ke langit dan bertemu dengan raja langit,ia memohon agar diberikan pasukan yang kuat yang akan dikomandainya untuk menangkap siluman ular putih. Ketika itu pula Bai Su Zhen Melahirkan anak laki-laki penerus keluarga Xu,dan Xu Xian pun gembira akan anaknya yang lahir,lalu ia memberikan nama Xu Shi Lin kepada anaknya.

Di sisi lain rupanya Fa Hai belum terima atas kekalahannya. Dengan akal bulus Fa Hai akhirnya dia dapat mengalahkan Bai Suzhen dan menangkapnya. Siluman Ular Putih pun dikurung di bawah pagoda Lei Fang. Hanwen berusaha meminta kebebasan atas istrinya dengan menjadi biksu di biara Jin Shan. Sementara XiaoQing memilih bertapa di guung Er Mei agar kesaktiannya bertambah dan bisa membalas dendam.

Selama masa itu, Shi Lin anak Hanwen beranjak dewasa. Dia pun berusaha menjadi pejabat di kerajaan dengan tujuan dapat menolong kedua orang tuanya melalui bantuan kaisar. Mengingat prestasi Shi Lin, kaisar mengabulkan permintaannya. Dengan diberi beberapa pasukan, Shi Lin berangkat menuju biara Jin Shan. Namun sayang saat di sana dia harus menelan kekecewaan. Hanwen tidak mau ikut bersamanya kalau Bai Suzhen belum dibebaskan.

Di saat yang hampir bersamaan, Xia Qing berhasil menyelesaikan pertapaannya. Siluman Ular Hijau ini segera mencari Fa Hai untuk membalas dendam. Dan kali ini Xia Qing berhasil mengalahkan sang Biksu. Tiba-tiba datanglah dewi Guan Yin. Dia meminta Xia Qing untuk tidak menghabisi Fa Hai. Sebagai gantinya Xiao Qing diminta menjadi pengikut dewi Quan Yin.

Sementara itu Shi Lin masih belum menyerah untuk menyelamatkan kedua orangtuanya. Dia bersujud di depan pagoda sambil memohon agar ibunya dibebaskan,ketika para tentara kerajaan akan merubuhkan pagoda, Dewa tersentuh oleh baktinya Shi Lin kepada ibunya, lalu pintu pagodapun terbuka dan Bai Su Zhen ibunya terbebas.

Setelah Hanwen mendengar kabar tersebut ia pulang dan akhirnya seluruh anggota keluarga yang terpisah selama 20th telah berkumpul kembali dan hidup bahagia selama lamanya.

kisah cinta Romeo dan Juliet


Tragedi ini mengisahkan sepasang mempelai muda yang saling jatuh cinta namun terhalang karena kedua keluarga mereka saling bermusuhan. Sandiwara ini untuk pertama kalinya dipentaskan pada tanggal 29 Januari 1595.

Juliet memasuki usia 17 tahun, orang tuanya pun mengadakan pesta ulang tahun buat puteri mereka pada hari jadinya, sekaligus juga memperkenalkan Juliet dan Valiant Paris, pemuda pilihan orang tuanya. Ayah Juliet adalah pemimpin dalam keluarga Capulets yang mempunyai permusuhan yang sudah turun menurun pada keluarga Mountage. Romeo, pemuda dari keluarga Mountage baru saja putus cinta karena di tinggal kekasihnya menikah dengan pria lain. Pada malam pesta dikediaman Capulets, Romeo yang lewat depan Puri kediaman Capulets secara tiba-tiba tertarik untuk masuk secara diam-diam ke dalam Puri kediaman Capulets untuk mengetahui keramaian yang ada di dalamnya.

Disanalah Romeo menemukan perasaan cintanya kembali ketika terpesona melihat Juliet di pesta ulang tahunnya dan secara kebetulan mereka dapat berkenalan yang mempunyai kesan didalam hati masing-masing. Sejak pertemuan itu Romeo dan Juliet menjadi pasangan kekasih dimana cinta mereka dirahasiakan dari kedua belah pihak keluarga mereka masing-masing hingga pada suatu hari terjadi peristiwa yang melibatkan Romeo dan salah satu keluarga keluarga Capulets yang menyebabkan kematian Mercutio, sahabat dari keluarga Mountage karena bertarung dengan Tybalt dari keluarga Capulets. Kematian sahabatnya membuat Romeo menjadi gelap mata dan balas membunuh Tybalt.

Perbuatan Romeo membuat dia dihukum tidak boleh lagi kembali dari Verona untuk selama-lamanya, sehingga terpisah dari kekasihnya Juliet. Dilain pihak, orang tua Juliet tidak bisa menolak lamaran dari Valiant Paris untuk menikahi Juliet. Sehingga mereka memaksa Juliet untuk menikah secepatnya dengan pilihan orang tuanya. Juliet bersedih akan keputusan itu dan ia berusaha menghubungi Romeo melalui guru dari Romeo sendiri akan rencana pernikahannya dengan Valiant Paris. Untuk mencegah pernikahan yang akan dilangsungkan dalam dua hari, maka sang guru menggunakan ramuan obat tidur untuk membuat Juliet mati suri selama 2 hari sehingga keluarga Juliet tidak bisa menikahkan dia. Sang guru juga berusaha menghubungi Romeo akan rencana itu tapi surat yang berisikan rencana Juliet tidak sampai pada Romeo.

Dan ketika Romeo kembali ke kota dan mendapati sang kekasihnya telah meninggal maka ia mendatangi tempat Juliet di kuburkan melihat Juliet telah mati maka Romeo pun membunuh dirinya disamping jasad kekasihnya dengan membawa perasaan sedih mendalam. Ketika pengaruh obat tidur itu hilang, Juliet tersadar tapi ketika melihat Romeo yang ada disampingnya telah mati membuat Juliet menyusul Romeo dengan mengakhiri hidupnya juga. Sebuah akhir dari tragedi cinta diantara permusuhan dua keluarga besar Capulets dan Mountage.

kisah cinta Jaya Prana & Layon Sari

Dua orang suami istri bertempat tinggal di Desa Kalianget mempunyai tiga orang anak, dua orang laki-laki dan seorang perempuan. Oleh karena ada wabah yang menimpa masyarakat desa itu, maka empat orang dari keluarga yang miskin ini meninggal dunia bersamaan. Tinggalan seorang laki-laki yang paling bungsu bernama I Jayaprana. Oleh karena orang yang terakhir ini keadaannya yatim piatu, maka ia puan memberanikan dirimengabdi di istana raja. Di istana, laki-laki itu sangat rajin, rajapun amat kasih sayang kepadanya.
Kini I Jayaprana baru berusia duabelas tahun. Ia sangat ganteng paras muka tampan dan senyumnya pun sangat manis menarik.
Beberapa tahun kemudian.
Pada suatu hari raja menitahkan I Jayaprana, supaya memilih seorang dayang-dayang yang ada di dalam istana atau gadis gadis yang ada di luar istana. Mula-mula I Jayaprana menolak titah baginda, dengan alasan bahwa dirinya masih kanak-kanak. Tetapi karena dipaksan oleh raja akhirnya I Jayaprana menurutinya. Ia pun melancong ke pasar yang ada di depan istana hendak melihat-lihat gadis yang lalu lalang pergi ke pasar. Tiba-tiba ia melihat seorang gadis yang sangat cantik jelita. Gadis itu bernama Ni Layonsari, putra Jero Bendesa, berasal dari Banjar Sekar.
Melihat gadis yang elok itu, I Jayaprana sangat terpikat hatinya dan pandangan matanya terus membuntuti lenggang gadis itu ke pasar, sebaliknya Ni Layonsari pun sangat hancur hatinya baru memandang pemuda ganteng yang sedang duduk-duduk di depan istana. Setelah gadis itu menyelinap di balik orang-orang yang ada di dalam pasar, maka I Jayaprana cepat-cepat kembali ke istana hendak melapor kehadapan Sri Baginda Raja. Laporan I Jayaprana diterima oleh baginda dan kemudian raja menulis sepucuk surat.
I Jayaprana dititahkan membawa sepucuk surat ke rumahnya Jero Bendesa. Tiada diceritakan di tengah jalan, maka I Jayaprana tiba di rumahnya Jero Bendesa. Ia menyerahkan surat yang dibawanya itu kepada Jero Bendesa dengan hormatnya. Jero Bendesa menerima terus langsung dibacanya dalam hati. Jero Bendesa sangat setuju apabila putrinya yaitu Ni Layonsari dikawinkan dengan I Jayaprana. Setelah ia menyampaikan isi hatinya “setuju” kepada I Jayaprana, lalu I Jayaprana memohon diri pulang kembali.
Di istana Raja sedang mengadakan sidang di pendopo. Tiba-tiba datanglah I Jayaprana menghadap pesanan Jero Bendesa kehadapan Sri Baginda Raja. Kemudian Raja mengumumkan pada sidang yang isinya antara lain: Bahwa nanti pada hari Selasa Legi wuku Kuningan, raja akan membuat upacara perkawinannya I Jayaprana dengan Ni Layonsari. Dari itu raja memerintahkan kepada segenap perbekel, supaya mulai mendirikan bangunan-bangunan rumah, balai-balai selengkapnya untuk I Jayaprana.
Menjelang hari perkawinannya semua bangunan-bangunan sudah selesai dikerjakan dengan secara gotong royong semuanya serba indah. Kini tiba hari upacara perkawinan I Jayaprana diiringi oleh masyarakat desanya, pergi ke rumahnya Jero Bendesa, hendak memohon Ni Layonsari dengan alat upacara selengkapnya. Sri Baginda Raja sedang duduk di atas singgasana dihadap oleh para pegawai raja dan para perbekel baginda. Kemudian datanglah rombongan I Jayaprana di depan istana. Kedua mempelai itu harus turun dari atas joli, terus langsung menyembah kehadapan Sri Baginda Raja dengan hormatnya melihat wajah Ni Layonsari, raja pun membisu tak dapat bersabda.
Setelah senja kedua mempelai itu lalu memohon diri akan kembal ke rumahnya meninggalkan sidang di paseban. Sepeninggal mereka itu, Sri Baginda lalu bersabda kepada para perbekel semuanya untuk meminta pertimbangan caranya memperdayakan I Jayaprana supaya ia mati. Istrinya yaitu Ni Layonsari supaya masuk ke istana dijadikan permaisuri baginda. Dikatakan apabila Ni Layonsari tidak dapat diperistri maka baginda akan mangkat karena kesedihan.
Mendengar sabda itu salah seorang perbekel lalu tampak ke depan hendak mengetengahkan pertimbangan, yang isinya antara lain: agar Sri Paduka Raja menitahkan I Jayaprana bersama rombongan pergi ke Celuk Terima, untuk menyelidiki perahu yang hancur dan orang-orang Bajo menembak binatang yang ada di kawasan pengulan. Demikian isi pertimbangan salah seorang perbekel yang bernama I Saunggaling, yang telah disepakati oleh Sang Raja. Sekarang tersebutlah I Jayaprana yang sangat brebahagia hidupnya bersama istrinya. Tetapi baru tujuh hari lamanya mereka berbulan madu, datanglah seorang utusan raja ke rumahnya, yang maksudnya memanggil I Jayaprana supaya menghadap ke paseban. I Jayaprana segera pergi ke paseban menghadap Sri P aduka Raja bersama perbekel sekalian. Di paseban mereka dititahkan supaya besok pagi-pagi ke Celuk Terima untuk menyelidiki adanya perahu kandas dan kekacauan-kekacauan lainnya. Setelah senja, sidang pun bubar. I Jayaprana pulang kembali ia disambut oleh istrinya yang sangat dicintainya itu. I Jayaprana menerangkan hasil-hasil rapat di paseban kepada istrinya.
Hari sudah malam Ni Layonsari bermimpi, rumahnya dihanyutkan banjir besar, ia pun bangkit dari tempat tidurnya seraya menerangkan isi impiannya yang sangat mengerikan itu kepada I Jayaprana. Ia meminta agar keberangkatannya besok dibatalkan berdasarkan alamat-alamat impiannya. Tetapi I Jayaprana tidak berani menolak perintah raja. Dikatakan bahwa kematian itu terletak di tangan Tuhan Yang Maha Esa. Pagi-pagi I Jayaprana bersama rombongan berangkat ke Celuk Terima, meninggalkan Ni Layonsari di rumahnya dalam kesedihan. Dalam perjalanan rombongan itu, I Jayaprana sering kali mendapat alamat yang buruk-buruk. Akhirnya mereka tiba di hutan Celuk Terima. I Jayaprana sudah meras dirinya akan dibinasakan kemudian I Saunggaling berkata kepada I Jayaprana sambil menyerahkan sepucuk surat. I Jayaprana menerima surat itu terus langsung dibaca dalam hati isinya:
“ Hai engkau Jayaprana
Manusia tiada berguna
Berjalan berjalanlah engkau
Akulah menyuruh membunuh kau
Dosamu sangat besar
Kau melampaui tingkah raja
Istrimu sungguh milik orang besar
Kuambil kujadikan istri raja
Serahkanlah jiwamu sekarang
Jangan engkau melawan
Layonsari jangan kau kenang
Kuperistri hingga akhir jaman.”
Demikianlah isi surat Sri Baginda Raja kepada I Jayaprana. Setelah I Jayaprana membaca surat itu lalu ia pun menangis tersedu-sedu sambil meratap. “Yah, oleh karena sudah dari titah baginda, hamba tiada menolak. Sungguh semula baginda menanam dan memelihara hambat tetapi kini baginda ingin mencabutnya, yah silakan. Hamba rela dibunuh demi kepentingan baginda, meski pun hamba tiada berdosa. Demikian ratapnya I Jayaprana seraya mencucurkan air mata. Selanjutnya I Jayaprana meminta kepada I Saunggaling supaya segera bersiap-siap menikamnya. Setelah I Saunggaling mempermaklumkan kepada I Jayaprana bahwa ia menuruti apa yang dititahkan oleh raja dengan hati yang berat dan sedih ia menancapkan kerisnya pada lambung kirinya I Jayaprana. Darah menyembur harum semerbak baunya bersamaan dengan alamat yang aneh-aneh di angkasa dan di bumi seperti: gempa bumi, angin topan, hujan bunga, teja membangun dan sebagainya.
Setelah mayat I Jayaprana itu dikubur, maka seluruh perbekel kembali pulang dengan perasaan sangat sedih. Di tengah jalan mereka sering mendapat bahaya maut. Diantara perbekel itu banyak yang mati. Ada yang mati karena diterkam harimau, ada juga dipagut ular. Berita tentang terbunuhnya I Jayaprana itu telah didengar oleh istrinya yaitu Ni Layonsari. Dari itu ia segera menghunus keris dan menikan dirinya. Demikianlah isi singkat cerita dua orang muda mudi itu yang baru saja berbulan madu atas cinta murninya akan tetapi mendapat halangan dari seorang raja dan akhirnya bersama-sama meninggal dunia.
nb.
sampai saat ini kisah cinta Jayaprana dan Layonsari membekas pada masyarakat Bali pada umumnya. banyak kisah-kisah tari dan drama yang mengisahkan kisah cinta mereka. dan peninggalan dua sejoli ini masih terawat dengan baik, yaitu kuburan yang dipercaya milik Jayaprana dan Layonsari.
Peninggalan Kuburan Jayaprana dan Layonsari ini terletak di kawasan hutan belukar Teluk Terima, Desa Sumber Klampok, Kecamatan Gerokgak, ± 67 km sebelah barat Kota Singaraja.